Kamis, 26 Januari 2012

sesah hilapna hetty koes endang

sesah hilapna hetty koes endang
asa asa urang teh nembean tepang
(ragu-ragu kita baru bertemu)
aya kereteg hate dugdeg surser sesah hilapna
(ada firasat hati dag dig dug ser, sulit melupakannya)
gening bet sungkan papisah
(ternyata enggan berpisah)
duuu sesah hilapna
(sulit melupakannya)
kantenan urang teh nembean tepang
(apalagi kita baru saja bertemu)
aya nu eunteup gerentes kadeudeuh
(ada yang singgah…perasaan sayang)
sesah hilapna
(sulit melupakannya)
nyanding asih dina ati
(ada rasa sayang dalam hati)
duh sungkan patebih
(enggan berjauhan)
ayeuna urang ngahiji
(sekarang kita bersatu)
geus jadi batur sa ati
(menjadi teman sehati)
gemulung siang jeung wengi
(…… siang dan malam)
duh bagja nyanding asih
(bahagia merasakan cinta)
teu kaop teu tepang sadinten
(tidak bertemu sehari saja)
teu kawawa ku rasa kangen
(tidak tahan dengan rasa rindu)
teu benang dipapalerkeun
teu benang dibebenjokeun
(tidak bisa dialihkan pada yang lain)

song...hati lebur jadi debu

hati lebur jadi debu\

Titik-titik noda teringgal di dalam dada
Guratan hatiku masih ada
Tergores ingatan tapi kurasakan
Hati ini hati masih luka
Telah aku coba melupakan segalanya
Namun titik terang tiada datang
Langit makin kelam luka makin dalam
Hati ini hancur jadi debu
Hanya satu yang ku sayangi
Tak ada pengganti sampai saat ini
Hari-hari langit kelabu
Menutup hatiku serasa kan mati
Bukit kan ku daki lautpun ku seberangi
Agar dapat lupakan dirimu
Namun apa daya aku manusia
Gagal hapus kenangan lama
Hanya satu yang ku sayangi
Tak ada pengganti sampai saat ini
Hari-hari langit kelabu
Menutup hatiku serasa kan mati
Bukit kan ku daki lautpun ku seberangi
Agar dapat lupakan dirimu
Namun apa daya aku manusia
Gagal hapus kenangan lama
Hanya satu yang ku sayangi
Tak ada pengganti sampai saat ini
Hari-hari langit kelabu
Menutup hatiku serasa kan mati [3x]

Vedio C

gudanglagu.com Free Download Lagu Jamal Mirdad Hati Lebur Jadi Debu MP3 Lirik 4shared Gratis Chord Video Album

Kamis, 12 Januari 2012

Tehnik Pengambilan Sampel

 Tehnik Pengambilan Sample
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk, menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Secara skematis, teknik macam­macam sampling ditunjukkan pada gambar 1.
Dari gambar tersebut terlihat bahwa, teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua. yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability sampling meliputi, simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Non probabilitysampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive ve sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.
 
Gambar 1 Macam-macam Teknik Sampling
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi, simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random, sampling area (cluster) sampling (sampling menurut daerah).  
a. Simple Random Sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Lihat gambar 2 berikut.
 
Gambar 2 Teknik Simple Random Sampling

b. Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari Tatar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1 = 45, S2 = 30, STM = 800, ST = 900, SMEA = 400, SD = 300. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut. Teknik Proportionate Stratified Random Sampling dapat digambarkan seperti gambar 3 berikut .
 
Gambar 3 Teknik Proportionate Stratified Random Sampling

c. Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila popular berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai; 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP. Maka tiga orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan SMP.  
d. Cluster Sampling (Area Sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana, yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
Misalnya di Indonesia terdapat 30 propinsi, dan sampelnya akan menggunakan 15 propinsi, maka pengambilan 15 propinsi itu dilakukan secara random. Tetapi perlu diingat, karena propinsi-propinsi di Indonesia itu berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random sampling. Propinsi di Indonesia ada yang pendudukanya padat, ada yang tidak, ada, yang mempunyai hutan banyak ada, yang tidak, ada, yang kaya bahan tambang ada yang tidak. Karakteristik semacam ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan sampel menurut strata populasi itu dapat ditetapkan.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga. Teknik ini dapat digambarkan seperti gambar 4 berikut.
 
Gambar 4 Teknik Cluster Sampling

2. Nonprobability Sampling
Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh, snowball.  
a. Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dori semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor I sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk ini maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor 1, 5, 10, 15, 20, dan seterusnya sampai 100. Lihat gambar 5

Gambar 5. Sampling Sistematis. No populasi kelipatan -tiga yang diambil (3, 6, 9, dan seterusnya)

b. Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan Izin Mendirikan Bangunan. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kouta yang ditentukan.
Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100 orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 anggota sampel.  
c. Sampling Insidental
Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.  
d. Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan, atau penelitian tentang kondisi politik di suatu daerah, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli politik. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.  
e. Sampling Jenuh
Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini Bering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membunt generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel Jenuh adalah senses, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.  
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin bertambah sampai mengkristal yang berarti sample sudah cukup dan tidak bertambah lagi.
5 

populasi dan sample

Selasa, 10 Januari 2012

Tehnik Pengumpulan Data,Pengolahan Data , dan Penyusunan Laporan Penelitian


Tehnik Pengumpulan Data.Pengolahan Data, dan Penyusunan Laporan Penelitian

Pengumpulan data merupakan pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal  atau keterangan-keterangan juga karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang dan mendukung penelitian.
Data adalah bentuk jamak dari datum. Data merupakan keterangan-keterangan tentang sesuatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau berupa anggapan. Data ini juga dapat berupa fakta yang digambarkan lewat angka, symbol, dank ode.
Daftar pertanyaan merupakan suatu alat baku pengumpulan data yang penting berupa serangkaian pertanyaan-pertanyaan tentang  sejumlah indicator dari sejumlah variable yang diurut sedemikian rupa sehingga memperlancar wawancara.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum ,membuat daftar pertanyaan yaitu sebagai berikut:
  1. Adanya kejelasan konsep dan variable yang digunakan
  2. Standarisasi (setiap responden akan diberi pertanyaan yang sama)
  3. Obyektifitas (pertanyaan yang disusun harus senetral mungkin)
  4. Relevansi Unit (adanya  ketepatan dalam pemilihan kesatuan atau unsure sumber data dengan permasalahan penelitian).
Dilihat dari jenisnya , pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam daftar pertanyaan  dapat dibedakan  kedalam beberapa jenis pertanyaan, yaitu:
  1. Pertanyaan tentang fakta (contoh: pertanyaan tentang Usia,pekerjaan dll)
  2. Pertanyaan tentang Opini (pendapat) misalnya bagaimana pendapat anda mengenai adanya listrik masuk desa
  3. Pertanyaan tentang informasi atau pengetahuan(contoh: sejak kapan listrik masuk desa ini ?)
  4. Pertanyaan tentang persepsi(pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang berusaha mengukur bagaimana responden menilai sesuatu dalam hubungannya dengan hal lainya atau orang lain).
Dilihat dari bentuknya,pertanyaan-pertanyaan  yang digunakan dalam suatu daftar pertanyaan dapat dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu pertanyaan tertutup,pertanyaan terbuka, dan pertanyaan semi terbuka.
  1. Pertanyaan tertutup adalah bentuk pertanyaan yang dilengkapi dengan sejumlah alternative jawaban. Responden tinggal memilih salah satu dari alternative jawaban. Responden tinggal memilih salah satu dari alternative yang telah disediakan  tersebut sesuai dengan pilihanya. Contoh:  Berapa pendapatan anda dalam sebulan ?..
a). dibawah Rp 200.000
b). Rp 200.000 - Rp 300.000
c). Rp 400.000 -  Rp 500.000
2. Pertanyaan terbuka adalah jenis pertanyaan yang tidak disertai alternative jawaban. Jadi responden bebas mengemukakan jawabanya sesuai dengan kehendak responden.
Contoh : “ Berapa penghasilan Anda dalam sebulan ?.”
Jawaban:………………………………………………………………
3. Pertanyaan setengah terbuka, yaitu suatu pertanyaan yang disamping tersedia sejumlah alternative  jawaban jua diberikan kemungkinan pada responden untuk mengemukakan jawaban sesuai dengan kehendaknya.
Contoh pertanyaan terbuka misalnya: Bagaimana menurut Anda, apakah seorang anak sebaiknya mempunyai pekerjaan yang sama dengan orang tuanya, atau sebaiknya mengikuti pekerjaan yang sama dengan orang tuanya ?”
a). Pekerjaan yang berbeda dari orang tuanya.
b). Pekerjaan yang sama dengan orang tuanya.
c). lain-lain (sebutkan):………………………………
Daftar pertanyaan tidak terlepas dari penelitian terutama dalam proses pengumpulan data. Berdasarkan sumber pengambilanya data dibedakan atas dua yaitu sebagai berikut:
  1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer disebut  juga dengan data asli.
  1. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan penelitian terdahulu. Data sekunder ini disebut juga data tersedia.
Berdasarkan sifatnya, data juga dapat dibedakan atas dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif merupakan data yang tidak berbentuk bilangan, sedangkan  data kuantitatif merupakan data yang berbentuk bilangan.
Berdasarkan tingkat pengukurannya, data dibedakan atas empat yaitu sebagai berikut;
  1. Data nominal
Data nominal merupakan data yang berasal dari pengelompokan peristiwa berdasarkan kategori tertentu, yang perbedaanya hanyalah menunjukkan perbedaan kualitatif.
  1. Data interval
Data interval adalah data yang berasal dari objek atau kategori yang diurutkan berdasarkan akibat tertentu, di mana jarak antara tiap objek adalah sama. Pada data ini, tidak terhadap angka nol mutlak
  1. Data ordinal
Data  ordinal adalah data  yang berasal dari objek atau kategori yang disusun menurut besarnya, dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi atau sebaliknya dengan jarak yang tidak harus sama.
  1. Data rasio
Data rasio adalah data yang menghimpun semua ciri dari data nominal, data ordinal, dan data interval. Angka pada data ini, menunjukkan ukuran yang sebenarnya dari objek yang diukur.
Tehnik pengumpulan data
  1. Tehnik Kuisioner
Kuisioner atau angket adalah metode penyelidikan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi subyek penelitian. Artinya daftar pertanyaan tersebut di isi oleh responden itu sendiri. Tehnik kuisioner ini dapat disebut teknik mailed quistionaire.
Peneliti juga dapat  mengirimkan surat peringatan kepada responden. Pengiriman surat peringatan ini dapat mempengaruhi tingkat pengembalian kuesioner. Surat peringatan yang biasa disebut follow up letter adalah surat yang dikirim kepada responden, yang isinya mengingatkan responden agar  mengisi serta mengembalikan kuesioner secepatnya.
Mailed quesionere memiliki kelebihan:
1.       Dalam tehnik ini responden mengisi  sendiri sehingga tidak diperlukan wawancara.
2.       Dari segi biaya, tehnik ini membutuhkan biaya yang relative murah.
3.       Dari segi waktu, tehnik ini menghemat waktu artinya dapat di kirimkan ke berbagai tempat yang berbeda dalam waktu  yang serentak, sehingga pengembaliannya dapat diterima dalam waktu yang tidak terlalu lama.
4.       Dengan tehnik ini responden dapat lebih leluasa dalam mengisi kuesioner, tanpa rasa sungkan karena tidak ada yang mewawancara.
5.       Tidak ada pengaruh dari pewawancara yang memberikan angket/kuesioner tersebut.
Kelemahan dari tehnik mailed Quesionaire adalah
1.       Kurang fleksibel
2.       Tingkat pengembalian kuesioner yang rendah
3.       Tidak dapat mengamati reaksi responden  sewaktu menjawab pertanyaan
4.       Suasana lingkungan sewaktu responden mengisi kuesioner yang tidak dapat dikontrol. Kemungkinan kuesioner tersebut diisi oleh orang lain bukan oleh si responden
5.       Sulit mengontrol responden agar menjawab sesuai dengan urutan pertanyaan dalam kuesioner
6.       Tidak dapa menggunakan format kuesioner yang komplek.
            
              B. Tehnik Wawancara (interview)
Kelebihan tehnik wawancara antara lain;
a.       Wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak dapat membaca dan menulis
b.      Jika ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara dapat langsung menjelaskan
c.       Pewawancara dapat segera mengecek kebenaran jawaban responden dengan mengajukan pertanyaan pembanding atau dengan melihat wajah atau gerak-gerik responden.
Kekurangan tehnik wawancara tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Wawancara memerlukan biaya yang sangat besar dalam hal perjalanan dan uang harian bagi pengumpul data
  2. Wawancara hanya dapat menjangkau responden yang kecil
  3. Kehadiran pewancara mungkin mengganggu responden.
Jenis wawancara dapat dibedakan menjadi dua;
  1. Wawancara berstruktur
Tehnik wawancara berstruktur merupakan wawancara yang dilakukan berdasarkan kuesioner. Kuesioner digunakan pewawancara dan mengkomunikasikan pertanyaan-pertanyaan sebagaimana yang tertera dalam kuesioner tersebut, dengan begitu responden pun mengerti maksud pertanyaan yang diajukan pewawancara dan dapat menjawab dengan baik.
2. wawancara tidak berstruktur
Tehnik wawancara   tidak berstruktur merupakan wawancara yang dilakukan berdasarkan pada suatu pedoman atau catatan yang hanya berisi butir-butir atau pokok-pokok pemikiran mengenai hal-hal yang akan ditanyakan pada waktu wawancara berlangsung. Pedoman ini disebut pedoman wawancara. Pada tehnik ini pewawancara mempunyai kebebasan dalam merumuskan dan menanyakan butir atau pokok yang tertera dalam pedoman wawancara kepada responden.
Jenis Wawancara tidak berstruktur ini dibedakan menjadi tiga, yaitu wawancara berfokus (focused interview), wawancara klinik (clinical interview), dan wawancara bebas (free interview)
a.       Wawancara berfokus merupakan tehnik wawancara  yang dimaksudkan untuk memperjelas suatu permasalahan penelitian dengan hipotesis yangtelah dirumuskan terlebih dahulu
b.      Wawancara klinik merupakan wawancara yang pada dasarnya sama dengan wawancara berfokus dalam hal pelaksanaannya. Perbedaanya hanya terletak pada tema/topic. Wawancara ini  digunakan untuk memperoleh informasi mengenai riwayat hidup orang-orang yang menjadi satuan analisis permasalahan penelitian yang bersangkutan. Wawancara ini biasanya dipakai dalam bidang kedokteran.
c.       Wawancara bebas merupakan wawancara yang sama sekali tidak mempunyai struktur. Sebagian besar menggantungkan diri pada perkembangan Tanya jawab antara pewawancara dan responden ketika wawancara berlangsung.
     C. OBSERVASI
Pengumpulan data juga dapat dilakukan dengan tehnik oberservasi atau disebut dengan tehnik pengamatan. Artinya, suatu cara yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi data yang merupakan tingkah laku non verbal dari responden.
Kelebihan tehnik observasi
  1. Data yang diperoleh lebih actual dalam arti bahwa data diperoleh dari responden pada saat terjadinya tingkah laku
  2. Keabsahan alat ukur dapat diketahui secara langsung
Kelemahan tehnik observasi;
  1. Untuk memperoleh data yang diharapkan, pengamat harus menunggu dan mengamati  sampai tingkah laku yang diharapkan muncul
  2. Beberapa tingkah laku, seperti tingkah laku criminal atau yang bersifat pribadi, sukar atau tidak mungkin, bahkan mungkin dapat membahayakan diri pengamat jika diamati.
Selain berdasarkan berstruktur  atau tidak berstrukturnya, tehnik pengamatan/observasi juga dibedakan berdasarkan keterlibatan pengamat dalam lingkungan sasaran pengamatan. Hal  ini disebut dengan observasi terlibat (participant observation), yaitu di mana pengamat terlibat atau ikut serta dalam kegiatan warga masyarakat sasaran  pengamatannya.
1)      Observasi Terlibat..
Dalam observasi ini pengamat mengambil peran sebagai anggota dari lingkungan masyarakat sasaran pengamatannya.
2)      Observasi tidak terlibat
Pada observasi ini , interaksi antara pengamat dan responden sebagai sasaran pengamatannya sama sekali tidak terjadi. Pengamat hanya berperan mengamati sasaran pengamatanya, dari luar lingkungan sasaran pengamatanya tersebut.
TEHNIK PENGOLAHAN DATA

a.       Editing

Editing merupakan proses meneliti kembali data yang telah terkumpul untuk mengetahui apakah data tersebut cukup baik dan dapat segera disiapkan untuk keperluan proses berikutnya. Tujuan editing, pada dasarnya adalah menghilangkan kesalahan yang terdapat pada pencatatan di lapangan dn bersifat untuk mengoreksi.

Hal-hal yang perlu diedit pada data masuk adalah sebagai berikut ;

1). Dapat dibaca atau tidaknya data yang masuk

2). Kelengkapan pengisian

3). Dipenuhi tidaknya instruksi sampling

4). Keserasian (consistency)

5). Apakah isi jawaban dapat dipahami.

                 b. Coding

o   Coding merupakan pemberian kode-kode pada tiap-tiap data yang termasuk dalam kategori   yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka-angka atau huruf-yang memberikan petunjuk atau identitas pada suatu informasi atau data yang akan dianalisis.

Mengapa kita menggunakan kode ? jawabanya adalah untuk menyederhanakan data penelitiannya. Misalnya dengan symbol angka, peneliti dimungkinkan untuk membuat perbandingan di antara jawaban responden secara mudah. Simbol/kode angka merupakan suatu cara menggolong-golongkan jawaban suatu pertanyaan, yaitu untuk mempermudah analisis data. Suatu contoh kode yang menunjuk suatu interval , penghasilan : Rp 1.000.000,00 kode 1 : dibawah Rp 1.000.000,00

                                                                                Kode 2 : Rp 1. 100.000,00- Rp 2.000.000,00

Contoh kode pada pertanyaan tertutup: Bagaimana pendapat anda tentang “banyak anak banyak rezeki?”

Kode  o tidak menjawab kode 1 sangat setuju 2, setuju  (dll).



C. Pengolahan data dengan menggunakan statistic sederhana

Pengolahan data dengan statistic sederhana biasanya menggunakan beberapa tehnik seperti distribusi frekuensi (sebaran frekuensi), central  tendency (kecenderungan terpusat), dan ukuran dispersion seperti standar deviasi dan varians.

1) Distribusi frekuensi (sebaran frekuensi)

Agar data penelitian lebih mudah dibaca dan dimengerti, data tersebut perlu disusun dalam bentuk table atau grafik. Misalnya, data penelitian tentang nilai sosiologi kelas XII untuk 50 siswa dengan data mentah sebagai berikut:

6,6,6,6,8,8,6,6,6,8,8,6,9,6,8,9,7,7,8,9,6,6,7,6,6,6,8,8,8,6,6,7,8,8,7,7,6,6,7,7,8,8,7,6,7,7,8,9,9,6

Dari data tersebut dapat kita susun dalam bentuk table sebagai berikut :

Tabel 1.1  Distribusi Frekuensi Nilai Sosiologi Kelas XII

Nilai
Frekuensi
Frekuensi Kumulatif
%
Kumulatif
6
20
20
40
40
7
11
31
22
62
8
14
45
28
90
9
5
50
10
100



2. Kecenderungan Terpusat (Central ten0

Agar peneliti dapat memberikan cirri tertentu pada data penelitian khususnya dalam bentuk bilangan, langkah yang dilakukan adalah dengan mencari dan menggunakan mean, modus, dan median.

a). Mean (rata-rata)

Mean dan rata-rata adalah bilangan yang berasal dari penjumlahan seluruh nilai bilangan dibagi dengan banyaknya bilangan (N). Misalnya, sepuluh orang siswa kelas XII mengikuti ulangan sosiologi dengan posisi nilai sebagai berikut.

               Tabel 6.2 Nilai Sosiologi

SUBJEK
NILAI
A
8
B
7
C
7
D
9
E
7
F
8
G
9
H
8
I
8
J
8
N = 10
∑ = 79

Rumus Mean =∑ fx  Jadi, Mean = 79 = 7,9

                                 N                          10

Keterangan:

∑ = sigma atau jumlah

M= Mean atau rata-rata

F= frekuensi

X= bilangan berturut-turut atau data

N= Banyaknya subyek atau unit bilangan



b.      Modus

Modus adalah nilai data yang paling banyak muncul atau frekuensi pemunculan yang paling banyak.

Nilai
Frekuensi
9
2
8
5
7
3

                  

  • Dari  table di atas data nilai sosiologi kelas XII, dapat kita lihat nilai yang paling banyak muncul adalah nilai 8 dengan frekuensi 5 orang siswa.

c.       Median

Median adalah suatu nilai yang merupakan setengah dari jumlah dua nilai yang berada di tengah-tengah atau nilai titik tengah yang membagi seluruh data menjadi dua bagian yang sama besarnya. Caranya untuk data tunggal harus diurutkan dulu, dari yang paling kecil sampai yang paling besar.

Contoh:

4,5,7,9,10 berapa medianya ?

13,14,15,16,17,18 berapa mediannya ?

Cara mengerjakannya atau perhitungannya adalah sebagai berikut. Data diurutkan dulu

4

5

7→ mediannya adalah 7

9

10



13

14

15     mediannya adalah (15 + 16)/2 = 15,5

16

17

    18



PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN



  1. Format laporan Penelitian

     Laporan penelitian sebagai suatu karya ilmiah, dalam penulisannya harus diperhatikan beberapa hal atau aturan antara lain sebagai berikut:

  1. Laporan tersaji lengkap dan jelas
  2. Mengetahui penerima laporan
  3. Menarik untuk di baca atau dikaji

Agar laporan penelitian menarik untuk dibaca dan dikaji maka laporan tersebut harus disajikan secara sistematis dan sesuai dengan format yang baku. Secara umum laporan penelitian dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:

1)      Bagian pembukaan terdiri atas beberapa bagian, yaitu

a). Halaman judul

b). Kata pengantar

c). Abstrak

d). Daftar isi table dan gambar

         2)   Bagian isi laporan terdiri atas beberapa bagian, yaitu

                a). Pendahuluan

               b). Landasan teori dan tinjauan pustaka

                c). Metodologi penelitian

                d). Gambaran umum objek penelitian (jika ada)

                e).  Pembahasan dan analisis

                f).  Kesimpulan

          3)  Bagian penutup terdiri atas beberapa bagian , yaitu

                a) Daftar Pustaka

                b) Lampiran

1. Bagian Pembukaan terdiri atas beberapa bagian yaitu

                a) Halaman judul

                b) Kata pengantar

                c) Abstrak (ringkasan hasil penelitian. Biasanya ditulis satu halaman)

                d) Daftar isi, table, dan gambar

2.  Isi Laporan

a.       Pendahuluan (dikemukakan perumusan masalah, ruang lingkup, kegunaan teoritis dan praktis dari  laporan dan metodologi. Jadi bagian ini mencakup latar belakang penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian, cara pemrosesan data dan analisis data, dan termasuk prosedur statistic yang ditempuh

b.      Tinjauan pustaka (tinjauan pustaka dapat bersumber dari buku atau jurnal ilmiah yang mempunyai kaitan langsung dengan penelitian.

c.       Metodologi penelitian (peneliti menjelaskan mengenai pendekatan penelitian yang digunakan, ruang lingkup penelitian, populasi, dan sampel penelitian (termasuk tehnik yang digunakan),langkah-langkah menyusun instrument penelitian, metode pengumpulan data, serta pengolahan data atau analisis data yang digunakan untuk menarik kesimpulan.

d.      Gambaran umum objek penelitian

Pada  bagian ini menguraikan kondisi di lapangan yang dihadapi dalam mengumpulkan data.

e.      Pembahasan dan analisis

Pada bagian ini digambarkan atau dipaparkan apa yang sudah diperoleh. Pertama, data yang diperoleh bisa digambarkan melalui penjelasan berdasarkan tabel-tabel distribusi frekuensi. Kedua, berdasarkan gambaran data tersebut dilakukan analisis untuk melihat bagaimana kaitan antara konsepnya.

f.        Kesimpulan

  1. Bagian penutup

Pada bagian penutup biasanya terdiri atas daftar pustakan dan lampiran.

Cara menulis daftar pustaka. Pada dasarnya unsur yang harus ditulis dalam daftar pustaka yaitu

1.       Nama pengarang ditulis dengan urutan nama ahir, nama awal, dan nama tengah tanpa gelar akademik.

2.       Tahun penerbitan

3.       Judul termasuk sub judulnya

4.       Tempat penerbitan

5.       Nama penerbit

Judul buku digarisbawahi jika ditulis manual atau ditulis miring dengan huruf besar pada awal setiap kata kecuali kata penghubung.

a.       Sumber dari buku

Salmi,jamil.2003. Kekerasan dan Kapitalisme Pendekatan Baru dalam Melihat  Hak-hak Asasi Manusia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

b.      Sumber dari buku yang berisi kumpulan artikel (ada editornya) caranya seperti menulis sumber dari buku ditambah tulisan (Ed.) Jika ada satu editor, atau ditambah (Eds). Jika lebih dari satu, diantara nama pengarang dan tahun penerbitan.

Contoh; Letheridge, S dan Cannon, C.R.(Eds). 1980. Bilingual education: Teaching English as a Second Language. New York : Praeger.

Aminudin (Ed.).1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra. Malang: Hiski Komisariat Malang dan YA3.

c.       Sumber dari artikel dalam jurnal

Nama jurnal (majalah ilmiah) ditulis miring dan huruf awal dari setiap katanya di tulis dengan huruf besar kecuali kata penghubung. Bagian akhir berturut-turut ditulis jurnal tahun keberapa, nomor berapa, dan nomor halaman dari artikel tersebut.

Contoh:

Hanafi, A. 1989. Partisipasi dalam siaran pedesaan dan pengadopsian inovasi. Forum Penelitian, 1 (1) : 33-47

d.      Sumber dari artikel dalam majalah atau Koran

Nama pengarang diitulis paling depan, diikuti tahun, tanggal dan bulan (jika ada). Judul artikel tidak ditulis miring, dan ditulis dengan huruf kecil semua kecuali pada huruf awal kata pertama. Nama majalah ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf pertama setiap kata, dan ditulis miring. Nomor halaman disebut pada bagian ahir.

Contoh.

Suryadarma, S.V.C. 1990. Prosesor dan interface : Komunikasi data. Info computer, IV (4) : 46-48.

e.      Sumber dari Koran tanpa pengarang

Judul ditulis di bagian awal. Tahun,tanggal, dan bulan ditulis setelah judul,kemudian nama Koran ditulis dengan garis bawah atau huruf miring, dan nomor halaman.

Contoh:

Mandor Pasar tewas Ditikam Anak Buahnya. 1991,21 Juni. Kompas,hlm.7

f.        Sumber berupa skripsi, tesis,atau disertasi

Nama penyusun ditulis paling depan, diikuti tahun yang tercantum pada sampul, judul skripsi, tesis atau disertasi ditulis miring diikuti dengan pernyataan skripsi, tesis, disertasi tidak diterbitkan, nama kota tempat perguruan tinggi, dan nama fakultas serta nama perguruan tinggi. Contoh :

Sujiyanto, 2003. Perbedaan Kinerja mengajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi (Studi Penelitian terhadap Guru SD Bersertifikat D-II dan Non D-II di Kota Kudus). Tesis tidak diterbitkan. Salatiga : Program Pasca Sarjana Magister Studi Pembangunan UKSW Salatiga.

g.       Sumber berupa makalah, yang disajikan dalam seminar, penataran, atau lokakarya

Nama penyusun ditulis paling depan, dilanjutkan dengan tahun penyajian, judul makalah, kemudian diikuti pernyataan  makalah disajikan dalam nama pertemuan yang ditulis miring,lembaga penyelenggara, tempat, dan tanggal penyelenggara.

Contoh.

Karim, Z 1987. Tata Kota di Negara Berkembang. Makalah disajikan dalam Seminar Tata Kota,Bappeda, Jawa Timur, Surabaya, 1-2 September 1987.

‘2. Penulisan Tabel dan Gambar

  1. Penulisan Tabel

Adanya penggunaan tabel memudahkan  pembaca untuk menangkap lebih cepat dan dapat mencari hubungan-hubungannya. Setiap tabel diberi identitas berupa nomor dan nama tabel untuk mempermudah perujukan. Apabila tabel lebih dari satu halaman maka pada bagian kepala tabel (termasuk teksnya) harus diulang pada halaman berikutnya. Huruf pertama kata tabel ditulis dengan huruf besar, kata tabel ditulis di pinggir diikuti nomor dan judul tabel, nomor tabel ditulis dengan angka arab.

Contoh:

Tabel 5 Nilai Rata-rata Sosiologi Semester Genap Kelas XII Tahun Pelajaran 2003/2004

  1. Penyajian Gambar

Gambar dapat berupa grafik,peta, sket, diagram dan gambar-gambar lainya, dengan gambar dapat penyajian dan penampilan laporan akan lebih menarik serta mudah dipahami. Menurut Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang dipakai di IKIP Malang (1993 : 73 ) beberapa pedoman penggunaan gambar dapat dikemukakan sebagai berikut :

1.       Judul gambar ditempelkan di bawah gambar, bukan di atasnya

2.       Gambar harus sederhana untuk dapat menyampaikan ide dengan jelas dan dapat dipahami tanpa harus disertai penjelasan tekstual.

3.       Gambar yang memakan tempat lebih dari setengah halaman harus ditempatkan pada halaman tersendiri

4.       Penyebutan adanya gambar seharusnya mendahului gambar

5.       Gambar diacu dengan menggunakan angka, bukan dengan menggunakan kata “ gambar di atas” atau “gambar di bawah’

Dan langkah terahir adalah presentasi.



Ringkasan

  • Kuesioner atau angket adalah metode penyelidikan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi subjek penelitian.
  • Tehnik wawancara merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti atau pewawancara  dengan tujuan untuk mendapatkan informasi, misalnya dengan wawancara tatap muka.
  • Tehnik observasi merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi data yang merupakan tingkah laku non verbal dari responden
  • Setelah berhasil mengumpulkan data, langkah selanjutnya adalah mengolah data. Pengolahan data terdiri dari editing, coding, dan pengolahan data dengan statistik.
  • Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan tehnik-tehnik tertentu, yaitu tehnik kuesioner, tehnik wawancara, dan tehnik obersevasi.
  • Secara umum laporan penelitian dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut, bagian pembukaan, bagian isi laporan, dan bagian penutup.
  • Adanya presentasi hasil penelitian, berarti peneliti  mempertanggung  jawabkan hasil penelitian secara ilmiah yang berguna dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Proses presentasi hasil penelitian dapat dilakukan melalui seminar atau diskusi di hadapan hadirin yang mempunyai  minat dalam penelitian tersebut.
  •